NEWS TICKER

Rasa Gatal di Kulit Saat Hamil; Sebab dan Cara Mengatasinya


Judul : Rasa Gatal di Kulit Saat Hamil; Sebab dan Cara Mengatasinya
link : Rasa Gatal di Kulit Saat Hamil; Sebab dan Cara Mengatasinya


Rasa Gatal di Kulit Saat Hamil; Sebab dan Cara Mengatasinya

Tidak  jarang seorang wanita yang sedang hamil mengalami gatal pada kulitnya, yang dimaskud gatal disini yaitu gatal yang timbul ketika sedang hamil yang sebelum hamil tidak ada gangguan gatal pada kulit sama sekali.

Beberapa ibu hamil mengalami gatal di kulit saat kehamilan yang jika digaruk akan menimbulkan bekas yang tidak bagus. Simak cara mengatasinya berikut ini.

Setiap wanita hamil mengalami perubahan dengan kulitnya. Ada yang berkulit sangat cerah dan bersih, sedangkan beberapa ibu justru sebaliknya, mengalami rasa gatal di kulit saat kehamilan, jerawat, flek, stretchmarks dan beragam keluhan lainnya.
Rasa gatal di kulit saat kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi di kulit. Namun, pada beberapa kasus, hal tersebut disebabkan oleh bakteri, virus, maupun penyakit lainnya.
Yang wajib ibu hamil perhatikan adalah jika rasa gatal disertai dengan demam pada tubuh. Karena bisa jadi itu adalah virus Rubella yang menyerang tubuh maupun masalah pada organ dalam tubuh.
Banyak ibu hamil yang mengalami alergi. Muncul rasa gatal di kulit saat kehamilan karena makanan, gigitan serangga, obat, bahan kimia, maupun faktor lainnya.
Jika gatal di kulit saat kehamilan itu menampakkan bercak merah, kulit berkerut, atau bentol, maka ibu hamil harus waspada. Apalagi jika rasa gatal tersebut sampai menyebabkan pusing, mual, muntah, dan bengkak, ibu hamil harus segera memeriksakan kandungannya pada dokter karena kemungkinan itu adalah masalah pada ginjal.

Gatal karena PUPPP (pruritic urticarial papules and plagues of pregnancy)

PUPPP biasanya ditandai dengan kulit memerah dan bengkak. Penyebab utama gatal di kulit saat kehamilan jenis ini belum pasti.
Umumnya, PUPPP menyerang perut, meski juga dapat menyebar ke lengan dan kaki. PUPPP lebih sering terjadi pada kehamilan pertama wanita dan jarang terlihat pada kehamilan berikutnya.
Beberapa teori mengungkapkan bahwa penyebab PUPPP adalah faktor genetik karena biasanya ada keluarga lain yang mengalaminya juga.
Lembaga kehamilan Amerika menyarankan ibu yang mengalami gatal di kulit saat ketak perlu panik dengan kondisi yang ada karena bekas gatal akan menghilang dengan sendirinya.
Selain itu, lembaga tersebut juga menyarankan penggunaan sabun antiseptik dan mandi dengan air yang dicampur dengan baking soda akan membuat gatal cepat reda. Jika ingin meminum obat, konsultasikan pada dokter kandungan agar diberi resep yang tidak membahayakan janin.
Salep maupun krim anti gatal juga bisa jadi solusi pengobatan luar yang tidak berbahaya untuk janin. Pastikan bahwa produk yang dipilih tidak menimbulkan alergi lainnya.
Untuk mencegah gatal selama kehamilan, sebaiknya hindari suhu panas (termasuk jangan mandi dengan air hangat), gunakan pakaian longgar, jangan menggaruk kulit dengan kuku sampai luka maupun berbekas, dan hindari stres. Berolahraga akan baik untuk perkembangan janin dan kesehatan kulit.

bila kurang informasi bisa..lihat bacaan lanjutan 
Penyebab Gatal Saat Hamil (tanpa Ruam) dan Pengobatannya


Apa penyebab gatal  saat hamil? Sesuai judul, pada artikel ini akan dibahas mengenai gatal pada ibu hamil yang tidak ditandai dengan ruam, artinya tidak ada lesi kemerahan atau bentol, atau bruntus-bruntus pada kulit. kecuali bentol atau lecet karena digaruk.

Gatal yang ringan sering terjadi selama kehamilan dan sebagian hal ini wajar karena adanya peningkatan  suplai darah ke kulit. DIsamping itu, seiring dengan bertambah besarnya rahim, kulit perut akan meregang (tertarik), hal ini juga bisa menimbulkan rasa gatal.
Jika ibu hamil mengalami gatal yang ringan, maka tidak perlu khawatir, tetapi jika gatal menjadi parah, mungkin penyebabnya adalah suatu kondisi hati yang disebut sebagai kolestasis obstetri, atau  obstetric cholestasis (OC), atau intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP). Kondisi ini diketahui mempengaruhi kurang dari 1 dari 100 wanita hamil dan membutuhkan perhatian medis.

 Kolestasis Obstetri (obstetric cholestasis), merupakan gangguan hati yang serius yang terjadi pada kehamilan. Normalnya, garam empedu mengalir dari hati ke usus melalui saluran empedu. Pada kolestasis obstetri, garam empedu tidak mengalir dengan baik karena adanya sumbatan. 

Sebagai akibatnya garam empedu yang mengandung bilirubin akan menyebar ke aliran darah hingga sampai ke kulit menyebabkan gatal-gatal. Apa Saja Gejala gatal yang disebabkan oleh obstetric cholestasis? Gejala utamanya adalah gatal yang bersifat umum dan berat, artinya mengenai hampir seluruh tubuh ibu hamil, biasanya tanpa adanya ruam, paling sering terjadai pada empat bulan terakhir kehamilan. 

Namun beberapa ibu hamil yang gatal memiliki ruam parah. Bagi beberapa ibu hamil dengan OC, gatal terjadi terus menerus (non-stop) atau tak tertahankan, dan bisa lebih buruk di malam hari. 

Gatal juga  bisa dominan pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala lain yang dapat diamati termasuk urin yang berwarna gelap, sakit kuning (warna kuning pada kulit dan sklera -bagian putih- mata) dan buang air besar dengan feses pucat (seperti dempul).

 Obstetric cholestasis didiagnosis melalui wawancara (anamnesis) riwayat medis dan keluarga serta pemeriksaan fungsi hati.

Cara mengatasi gatal saat hamil Gatal yang ringan 

Jika ibu hamil mengalami gatal yang tidak terlalu parah atau masih ringan, maka dapat diatasi dengan tips-tips berikut ini:

 Memakai pakaian longgar, karena pakaian sempit cenderung bergesekan dengan kulit dan menyebabkan iritasi.

 Hindari bahan pakaian sintetis dan memilih yang alami, seperti katun, sebagai gantinya.
 Hal ini akan membuat kulit “bernapas” dengan lega dan memungkinkan udara untuk bersirkulasi dekat dengan kulit. 

Mandi air dingin atau menerapkan lotion atau pelembab dapat membantu menenangkan gatal.

 Gatal ringan saat hamil, biasanya tidak berbahaya bagi bagi ibu hamil ataupun bayinya, tapi terkadang bisa menjadi kondisi yang lebih serius.

 Oleh karena itu, jika Anda khawatir, atau jika ibu memiliki gatal yang parah, penting kiranya untuk periksa bidan atau dokter. 

Cara mengatasi Gatal Serius (obstetric cholestasis).

 Gatal karena kolestasis harus diperiksakan ke dokter dan sekaligus terapi dari dokter, namun selain itu dapat diterapkan tips-tips berikut ini: Sesuai dengan tips mengatasi gatal ringan seperti di atas. 

Oleskan krim, seperti calamine lotion, yang aman digunakan selama kehamilan dan dapat meredakan rasa gatal. 

Ada beberapa obat yang dapat mengurangi garam empedu sehingga mengurangi gatal, namun belum diketahui apakah obat itu aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. 

Suplemen vitamin K. Hal ini karena OC dapat mempengaruhi penyerapan vitamin K, yang penting untuk pembekuan darah yang sehat.

 Itulah sekilas pandang mengani penyebab gatal  saat hamil yang pada kulit tidak terlihat adanya lesi atau ruam beserta pengobatannya. Sekian, semoga bermanfaat.  

kalo masih kurang , ada kelanjutan, simak ya kka

5 Cara Mengatasi Gatal-Gatal Pada Masa-Masa Kehamilan


Area tubuh yang paling gatal biasanya pada bagian perut dan payudara. Bila yang kamu rasakan adalah gatal-gatal ringan, pada umumnya dianggap hal normal. Hampir 25 persen ibu hamil mengalami rasa gatal, namun bila gatal sudah parah dan mencakup hampir seluruh permukaan kulit tubuh, maka kamu tidak boleh mengabaikannya karena ada kemungkinan disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius.

Berikut adalah beberapa penyebab rasa gatal pada ibu hamil yang biasanya bukan merupakan kondisi serius.
  • Terjadi peningkatan suplai darah ke kulit.
  • Melebarnya jaringan di bawah lapisan kulit seiring membesarnya kandunganmu.
  • Kulitmu kering.
  • Terjadi perubahan hormon yang menimbulkan rasa tidak nyaman, termasuk gatal pada tangan, telapak tangan, kaki, serta perut.
  • Kondisi medis pada kulit yang umum terjadi, seperti eksim. Ketika kamu hamil, datangnya eksim lebih sulit diperkirakan. Bahkan kamu bisa mengalami eksim untuk pertama kalinya. Sementara itu, bila sebelumnya kamu sudah pernah mengalami eksim, kondisi tersebut bisa membaik atau justru memburuk pada masa-masa kehamilan.
  • Iritasi kulit akibat infeksi jamur maupun gigitan tungau.
  • Sebagian wanita dapat mengalami palmar erythema atau memerahnya bagian telapak tangan yang kadang disertai rasa gatal. Penyebab kondisi ini sendiri adalah meningkatnya kadar hormon estrogen selama kehamilan.

Lalu Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Gatal yang Muncul?

Ketika kamu merasakan gatal ringan, cobalah untuk melakukan beberapa langkah penanganan berikut ini.
1. Hindari suhu panas. Termasuk jangan mandi dengan air panas, terpapar sinar matahari terik secara langsung, maupun memakai baju yang menjadikanmu gerah. Suhu panas dapat membuatmu lebih rentan merasa gatal. Di samping itu, suhu yang terlalu panas juga tidak baik untuk bayimu.
2. Hindari produk pembersih dengan kandungan parfum maupun detergen yang kuat karena bisa membuat kulitmu kering atau iritasi, serta lebih mudah memunculkan rasa gatal. Sebaliknya, gunakan sabun lembut yang bisa melembapkan kulit atau sabun dengan kandungan pH seimbang.
3. Usapkan losion calamine di area kulit yang gatal. Krim ini umumnya aman digunakan oleh ibu hamil untuk mengurangi rasa gatal.
4. Segarkan kembali kulitmu dengan krim pelembap yang tidak mengandung pewangi atau parfum.
5. Bila kamu mengalami eksim, konsultasikan kepada dokter tentang krim ataupun salep yang aman untuk digunakan.

Apa yang harus Dilakukan bila Cara Tersebut Tetap Tidak Berhasil?
Bila kamu sudah menempuh semua langkah di atas dan kondisimu belum juga membaik setelah seminggu, periksakan kepada dokter. Selain itu, bedakan gatal ringan biasa dengan rasa gatal yang menandakan kolestasis obstetrik.
Pada kolestasis obstetrik, pasien merasakan gatal-gatal yang lebih sering dan terjadi di area kulit tubuh yang luas. Selain itu, rasa gatal sering kali memburuk pada malam hari. Kamu bisa merasakan gatal pada telapak tangan atau telapak kaki. Meski kamu mengalami rasa gatal yang umumnya tidak disertai ruam kulit, namun sebagian wanita juga bisa mengalami ruam yang parah. Sementara itu, tinja mengalami perubahan warna menjadi pucat dan warna urine menjadi gelap.
Dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan fungsi organ hati. Selain itu, karena adanya kaitan antara kondisi kolestasis obstetrik dengan melahirkan bayi dalam keadaan mati (stillbirth), dokter kandungan mungkin akan menawarkan melahirkan dengan operasi caesar atau dengan induksi setelah kandungan berusia 37 mingg

sumber : id.theasianparent.com, mediskus.com, www.alodokter.com