Judul : Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
link : Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
Gaya Hidup Sehat ala Rasulullah
Seperti yang sudah kita ketahui, Rasulullah SAW merupakan suri tauladan bagi umatnya. Segala sesuatu yang dilakukan oleh Beliau menjadi acuan kita dalam bertindak. Salah satu yang patut kita contoh adalah gaya hidup sehat ala Rasulullah. Apa saja? Simak ulasannya berikut:
Bangun sebelum subuh
Bangun pagi sebelum subuh bisa kita isi dengan salat malam. Selain itu, pagi hari adalah waktu yang paling baik dan waktu yang berkah. Bahkan Rasulullah juga khusus mendoakan umatnya seperti yang diriwayatkan dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Rasulullah SAW bersabda:
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan baik badan maupun lingkungan menjadi hal yang sangat penting. Diriwayatkan dari Malik Al Asy`ari, Rasullullah SAW bersabda kebersihan adalah sebagian dari iman.
Tidak pernah makan berlebihan
Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Rasulullah SAW bahkan Allah tidak menyukai hal-hal yang berlebihan termasuk soal makanan. Dalam Alquran Surat Al A’raf ayat 31 Allah berfirman yang bunyinya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Gemar berjalan kaki
Akses kendaraan yang semakin mudah membuat sebagian orang malas berjalan kaki meskipun jaraknya dekat. Padahal jalan kaki mempunyai banyak manfaat, Rasulullah memiliki kebiaasaan berjalan kaki sebagaimana ditunjukkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, dia berkata:
“Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah; roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja.”
“Orang yang paling besar pahalanya dalam shalat ialah yang paling jauh berjalan – menujunya. Orang yang menunggu shalat sampai ia menunaikannya bersama Imam lebih besar pahalanya dari orang yang menunaikannya kemudian tidur. Dalam riwayat Abu Kuraib, “Sampai ia menunaikannya bersama Imam dalam shalat berjamaah.” (HR Muslim)
Penuh kasih
Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sangat sabar. Banyak yang mencoba menyakiti, mengejek dan melukainya tapi tidak pernah sekalipun ia mencoba membalas dendam, bahkan Rasulullah membalas dengan kasih sayang yang berlebih.
Optimis dan tidak mudah putus asa
Rasulullah SAW sangat menyukai sikap tafa-ul (optimis) dan membenci tasya-um (pesimis). Dalam Shahih al Bukhari, dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Tidak ada penyakit yang menular sendiri, dan tidak ada kesialan. Optimisme (yaitu) kata-kata yang baik membuatku kagum.
Al Hulaimi rahimahullah mengatakan: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka dengan optimisme, karena pesimis merupakan cermin persangkaan buruk kepada Allah l tanpa alasan yang jelas. Optimisme diperintahkan dan merupakan wujud persangkaan yang baik. Seorang mukmin diperintahkan untuk berprasangka baik kepada Allah dalam setiap kondisi”
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. QS. Yusuf: 87.
Tidak iri hari
Dari Abu Hurairah Radhyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi ! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya. Takwa itu disini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali-. Cukuplah keburukan bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang Muslim. Setiap orang Muslim, haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas muslim lainnya.”
Pemaaf
“Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin agar Allah mengampunimu? Sesungguhnya, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nur: 22).
Sumber: berbagai media online