Judul : Ini penjelasan ilmiah cara pengen punya bayi laki-laki atau perempuan
link : Ini penjelasan ilmiah cara pengen punya bayi laki-laki atau perempuan
Ini penjelasan ilmiah cara pengen punya bayi laki-laki atau perempuan
Punya buah hati adalah impian setiap pasangan. Terlebih jika bisa merencanakan pula jenis kelamin bayi itu laki-laki atau perempuan. Dulu, barangkali seratus tahun lalu para calon ibu tak menjumpai tes kehamilan. Mereka menyadari akan memiliki bayi dari tanda-tanda perubahan tubuh. Namun kini, teknologi canggih semakin memudahkan. Telah hadir tes kehamilan, cek jenis kelamin bayi, dan lain sebagainya.
Bahkan, kini pasangan suami istri dapat menentukan akan memiliki bayi laki-laki atau perempuan. Hal tersebut bisa terjadi dengan memahami sifat sperma dan melacak siklus kewanitaan. Dari situ, pasangan dapat menentukan waktu berhubungan seks yang pas.
Dokter Shettles yang juga penulis buku How to Choose the Sex of Your Baby (Bagaimana Memilih Jenis Kelamin Bayimu) memebrikan penjelasan ilmiahnya. Dia juga telah menangani bayi tabung selama 50 tahun. Nah, berikut penjelasan ilmiahnya, seperti dikutip dari Lifebuzz, Selasa (21/2).
Pola Makan Untuk Gaya Hidup Sehat
1. Sperma memiliki kromosom X dan Y, sedangkan sel telur hanya memiliki kromosom X. Kromosom X bersifat lebih berat dan luas, namun pergerakannya lebih lambat. Sebaliknya, kromosom Y mampu berenang lebih cepat. Untuk mendapatkan bayi laki-laki, harus terbentuk komposisi kromosom XY. Sedangkan bayi wanita terbentuk dari komposisi kromosom XX.
2. Kecepatan pergerakan sperma juga dipengaruhi masa pembuahan. Jika sel telur siap di tuba falopi, sperma yang mengandung kromosom Y akan tiba awal, bertemu dengan kromosom X pada sel telur. Pembuahan menghasilkan bayi laki-laki.
3. Namun jika belum memasuki masa pembuahan akan berbeda ceritanya. Sperma berkromosom Y yang mampu bergerak lebih cepat tiba awal di tuba falopi, namun tidak menemukan sel telur. Sementara itu, sperma berkromosom X yang lebih lambat masih dalam perjalanan sehingga ketika sampai tepat pada saat masa pembuahan. Maka akan lahir bayi perempuan.
4. Menurut Dokter Shettles, ketepatan waktu adalah kunci penting. Jika ingin mendapatkan bayi laki-laki dianjurkan absen berhubungan seks selama 4-5 hari sebelum masa pembuahan agar dapat meningkatkan jumlah sperma. Baru setelah itu melakukan hubungan seks saat pembuahan.
5. Jika menginginkan bayi perempuan maka perbanyak seks sebelum masa pembuahan agar kromosom Y yang membentuk bayi laki-laki tiba di sel telur sebelum masa pembuahan.
baca juga
1.INILAH 5 Jenis Makanan Ibu Hamil Yang Bikin Bayi Putih Bersih Dan Cerdas Sejak Dalam Kandungan. BANTU SHARE..!
2.6 tip merawat kulit wajah bagi lelaki
5 Cara Ilmiah Untuk Dapatkan Anak Laki-laki
Jakarta Tahukah Anda, untuk memiliki anak perempuan atau laki-laki itu tergantung dari potensi kromosom keduanya. Dalam hal ini, ibu memiliki kromosom XX sedangkan ayah memiliki XY. Ketika kromosom X dari ibu bertemu kromosom Y dari ayah, maka anak yang lahir akan berjenis laki-laki. Dan bila kromosom X bertemu kromosom X dari sperma ayah, maka bayi yang lahir perempuan.
Meski jenis kelamin bayi tidak bisa ditentukan dengan mudah oleh pasangan, namun ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bayi laki-laki. Berikut ulasannya, seperti dikutip Boldsky, Selasa (2/2/2016).
1. Waktu ovulasi
Untuk melahirkan bayi laki-laki atau bayi perempuan, pasangan harus tahu kapan sedang berovulasi. Jika Anda ingin bayi laki-laki, cobalah untuk berhubungan seksual pada hari yang sama saat Anda sedang berovulasi.
2. Sifat sperma
Meski kromosom Y sangat berperan untuk anak laki-laki, tapi kromosom ini lebih cepat kecil dan lemah sehingga pembentukan kromosom X (anak perempuan) biasanya lebih mudah. Kromosom X, walaupun gerakannya lebih lambat, namun dia bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama di dalam rahim.
3. Tahan untuk tidak berhubungan seks
Untuk mendapatkan anak laki-laki, Anda harus menghindari hubungan seksual 4-5 hari sebelum ovulasi. Mengapa demikian? karena ketika Anda berhubungan seksual sebelum ovulasi dan sperma Y masuk, dia tidak akan mampu bertahan sampai ovulasi.
4. Orgasme
Wanita yang merasakan orgasme saat berhubungan seksual cenderung akan memiliki bayi laki-laki. Hal ini karena sperma Y akan naik akibat adanya kontraksi vagina dan leher rahim.
5. Posisi seks
Ada banyak posisi yang mengklaim bisa memberikan kombinasi XY. Tapi pada dasarnya, posisi yang penting adalah yang bisa memberikan penetrasi lebih dalam seperti posisi klasik misionaris.
1
Tentukan masa subur. Metode Shettles adalah serangkaian teknik yang ditujukan untuk meningkatkan peluang mengandung bayi dengan jenis kelamin tertentu. Berdasarkan metode Shettles, berhubungan seks sedekat mungkin dengan masa ovulasi dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan anak laki-laki. Jika Anda belum tahu kapan biasanya masa ovulasi terjadi, ikuti langkah berikut ini untuk menentukannya:
- Catatlah lendir serviks (leher rahim) Anda. Amati lendir leher rahim setiap hari. Tepat sebelum masa subur, lendir leher rahim akan berbentuk elastis dan berair, mirip dengan kekentalan putih telur mentah. Dalam metode ini, Anda dianjurkan untuk mencatat lendir serviks selama minimal satu bulan sebelum konsepsi (pembuahan) untuk memastikan tanggal masa subur Anda.
- Catatlah suhu tubuh basal (BBT - Basal Body Temperature) Anda. Ukur suhu tubuh Anda setiap pagi sebelum Anda beranjak dari tempat tidur. Pada awal masa subur, suhu tubuh akan naik. [1] Anda dianjurkan mencatat BBT minimal 2 bulan sebelum pembuahan, karena Anda harus melakukan hubungan seks sedekat mungkin dengan waktu masa subur untuk meningkatkan kemungkinan mengandung anak laki-laki.
- Gunakan alat yang dapat memperkirakan masa subur. Alat yang bisa dibeli di apotek atau internet ini, bisa mendeteksi kapan tubuh Anda melepaskan hormon lutein (LH) sebelum masa subur. Untuk menangkap gelombang LH secepat mungkin, Shettles menyarankan agar Anda melakukan pengujian dua kali sehari, yaitu pada jam 11 sampai jam 3 sore untuk pengujian pertama, dan jam 5 sampai jam 10 pagi untuk pengujian kedua.
Maksimalkan jumlah sperma calon ayah. Metode Shettles menyarankan calon ayah untuk mengambil langkah-langkah tertentu untuk meningkatkan jumlah spermanya semaksimal mungkin untuk meningkatkan peluang kehamilan dari satu kali sesi hubungan seks. Yang lebih penting lagi, hal ini berarti calon ayah harus tidak mengalami orgasme dalam waktu 2 - 5 hari sebelum ovulasi. Tetapi, ada beragam faktor lain yang juga dapat mempengaruhi jumlah sperma. Tips di bawah ini bisa membantu Anda untuk meningkatkan jumlah sperma dan menjamin kesehatannya juga:
- Jaga agar testis tetap dingin. Produksi sperma yang paling tinggi terjadi saat bagian testis sedikit lebih dingin dibandingkan dengan suhu tubuh secara keseluruhan. Hindari mengenakan pakaian dalam yang ketat, mandi air panas dan memangku laptop yang hangat.
- Jangan merokok atau minum minuman keras. Pria yang merokok dan minum minuman keras cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit. Jika Anda sulit untuk berhenti, bicaralah dengan dokter Anda.
- Jangan gunakan obat terlarang. Mariyuana telah terbukti menunjukkan efek yang sama seperti rokok pada jumlah sperma. Kokain dan jenis obat terlarang yang keras lainnya juga diketahui dapat menghambat produksi sperma.
- Hindari obat-obatan tertentu. Beragam obat-obatan dapat mempengaruhi kesuburan pria dan beberapa lainnya, seperti kemoterapi bahkan dapat membuat seorang pria mandul secara permanen. [2] Jika Anda saat ini sedang menggunakan obat-obatan yang berat, bicarakan dengan dokter Anda mengenai keinginan Anda untuk memiliki anak. Anda mungkin akan dianjurkan untuk membuat dan menyimpan sampel sperma sehingga Anda bisa memiliki anak di masa depan.
3
Berhubungan seks sedekat mungkin dengan ovulasi. Saat seorang wanita yakin bahwa dirinya sedang ovulasi, maka pasangan tersebut sebaiknya segera berhubungan seks. Secara umum, lakukan hubungan seks 24 jam sebelum masa subur hingga 12 jam setelah masa subur. Selama rentang waktu ini, berdasarkan pada metode Shettles, peluang untuk mendapatkan bayi laki-laki akan lebih besar.
- Metode Shettles bekerja dengan asumsi bahwa, di bawah kondisi yang sempurna, sperma pria, yang kecil dan cepat, namun mudah rusak, dapat mencapai sel telur lebih cepat dibandingkan dengan sperma wanita yang besar dan lambat, tetapi kuat. Berdasarkan metode Shettles, penyebab bahwa kehamilan bayi terjadi dalam rasio 50:50 secara normal adalah bahwa beberapa sperma pria yang mudah rusak mati di dalam kanal rahim. Dengan berhubungan seks sedekat mungkin dengan masa ovulasi, Anda memungkinkan sperma dapat mencapai sel telur dengan cepat, dan tidak perlu menunggu, yang (diperkirakan) dapat membantu sebagian besar sperma pria untuk bertahan hidup.
4
Berhubungan seks dengan posisi belakang. Shettles menyarankan untuk melakukan seks dengan penetrasi yang dalam, seperti posisi pria di belakang, saat mencoba untuk mendapatkan anak laki-laki. Alasannya adalah bahwa ejakulasi yang terjadi selama penetrasi seks yang dalam akan menempatkan sperma sedekat mungkin dengan serviks, sehingga memberikan sperma pria yang cepat bergerak keuntungan lebih. Di sisi lain, dengan penetrasi dangkal, sperma akan terkumpul jauh dari serviks, yang berarti, sperma wanita yang lebih kuat (yang dapat bertahan hidup lebih lama di dalam vagina) akan mendapatkan keuntungan.
5
Usahakan untuk mencapai orgasme saat berhubungan seks untuk mendapatkan anak laki-laki. Berdasarkan metode Shettles, sperma pria, yang lebih rentan dibandingkan sperma wanita cenderung lebih cepat mati di lingkungan asam di dalam vagina. Dengan begitu, jika wanita mengalami orgasme, peluang bagi sperma pria akan lebih besar. Karena selama orgasme, cairan serviks akan dilepaskan lebih banyak, sehingga tingkat keasaman vagina akan turun. Hal ini membuat lingkungan tersebut lebih cocok untuk sperma pria, sehingga meningkatkan peluangnya mencapai sel telur dalam keadaan hidup. Lebih baik lagi jika orgasme wanita tercapai tepat sebelum calon ayah mengalami ejakulasi.
- Metode Shettles juga menyatakan bahwa kontraksi orgasme dapat membantu mendorong sperma masuk ke dalam serviks lebih cepat.
- Jika wanita tidak bisa mencapai orgasme, jangan menyerah, hal ini bukanlah hal yang paling penting.
6
Hindari berusaha untuk hamil sebelum atau setelah ovulasi. Metode Shettles hanya dapat bekerja untuk satu kali sesi hubungan seksual yang Anda gunakan. Hubungan seks lainnya bisa mengganggu metode ini dengan menyebabkan Anda hamil di luar kondisi metode Shettles yang ideal, di mana peluang untuk mendapatkan anak laki-laki adalah 50/50. Karena hal ini, pastikan agar calon ayah tidak berhubungan seks tanpa pengaman sebelum dan sesudah masa ovulasi. Jangan sampai sperma yang sudah Anda persiapkan dengan baik dengan metode Shettles bersaing dengan sperma biasa.
- Sperma diperkirakan dapat hidup di dalam vagina selama 3 - 5 hari.[3] Hal ini berarti bahwa calon ayah dan ibu harus berhenti berhubungan seks sekitar 5 hari sebelum perkiraan masa ovulasi. Lebih baik juga untuk menahan diri tidak berhubungan seks beberapa hari setelah ovulasi untuk alasan yang sama.
- Jika hubungan seks tidak dapat dihindari, gunakan kondom untuk menghindari kehamilan di luar jendela waktu yang telah ditentukan.
7
Pahami adanya kontroversi mengenai metode Shettles. Walaupun beberapa orang bersaksi bahwa metode ini berhasil dan beberapa penelitian telah membuktikan bahwa metode ini cukup efektif, Anda perlu memahami bahwa metode Shettles telah menjadi bahan kontroversi di dunia kesehatan. Beberapa penelitian telah menunjukkan data ilmiah yang menyangkal metode Shettles baik secara sebagian atau keseluruhan. [4] Penelitian lain telah menunjukkan bahwa mencoba menentukan jenis kelamin bayi melalui penentuan waktu hubungan seksual dapat menurunkan peluang Anda untuk hamil sama sekali. [5] Secara singkat, jika Anda mencoba untuk memiliki anak laki-laki dengan metode Shettles, hasilnya tidak dapat dijamin.
- Perhatikan bahwa bahkan hasil penelitian menyatakan bahwa metode Shettles dapat mempengaruhi tingkat kehamilan bayi laki-laki/perempuan sehingga tingkat efektifitasnya jauh di bawah tingkat yang disebutkannya. [6] — sekitar 60%, dan bukan 80%.
sumber : https://id.wikihow.com/, liputan6.com